TAI.

Aku ingin menulis puisi
Bukan masalah cinta atau hati ke hati
Bukan dengan kata romantis atau orasi berapi-api
Aku ingin bicara tentang tai

Aku ingin bicara tentang tai
Bukan carut marut penerimaan perguruan tinggi negeri
Bukan yang masuk lewat titipan sanak saudari
Bukan mereka penerima bidikmisi, dengan iphone 5s di kiri, di kanan menenteng tas LV

Aku ingin bicara tentang tai
Bukan gosip hangat para selebriti
Bukan mereka yang hobi gonta – ganti suami atau istri
Bukan mereka yang ingin menjadi gubernur, presiden, atau bupati
Bukan mereka yang sedang diliput tentang menu buka puasa hari ini

Aku ingin bicara tentang tai
Bukan tentang politisi berebut jatah lewat koalisi
Bukan capres yang kanan atau kiri
Bukan orasi mereka yang mengalahkan substansi
Bukan juga janji-janji, apalagi untuk siapa suara ini

Aku ingin bicara tentang tai
Bukan pemerintahan di negeri ini, yang akan berganti pemimpin lagi
Bukan tentang kebaikan pemimpin yang ini, apalagi keburukan, nanti puisi ini tak bertepi
Bukan tentang kebijakan mereka atau penghargaan yang mungkin bisa di beli
Bukan tentang pemerataan yang jauh panggang dari api

Aku ingin bicara tentang tai
Bukan kinerja para menteri yang sedang mengincar jabatan entah apa lagi
Bukan tentang dia yang bertanya guna internet cepat di negeri ini
Bukan yang sedang dagdigdug berurusan dengan komisi pemberantasan korupsi
Bukan yang anaknya lolos dari bui
Bukan mereka yang bernilai hijau, karena hanya hitungan jari

Aku ingin bicara tentang tai
Bukan hiruk pikuk ajang empat tahun sekali
Bukan melesatnya omzet penjual jersey grade ori
Bukan tawa puas dan hujan uang para bandar judi
Bukan juga tangisan dan ratapan penduduk tuan rumah kali ini

Aku ingin bicara tentang tai
Bukan media yang memihak sana sini
Bukan koran atau televisi yang tak dapat dipercayai
Bukan pembuat berita yang ideologinya dapat dibeli

Aku ingin bicara tentang tai
Sebenar-benarnya tai
Yang mengambang di kali dan melebur menjadi suci
Aku ingin bicara tai

Bukan itu semua. Ah. Tai.

0 komentar: