Sepucuk Surat dari Seonggok Mimpi

Hai kamu, baca aku. Camkan aku. Ku ceritakan kamu sesuatu. Bukan dongeng. Bukan cerpen.

Untuk apa kamu hidup? Bukalah mata, hati, telinga. Dunia in bundar, kawan. Dari sudut manapun kamu bisa melihat apapun. Susahkah melihat yang satu ini? Susahkah melihat keberadaanku? Ya, kamu pikir aku abstrak. Tak seperti anti-teori ku. Namun kapanpun, ketika kamu menghirup nafas setelahmu, itu lah aku. Abstrak? Masihkah berpikir begitu?

Masihkah kamu diam disana? Menatap terpaku jalannya dunia? Tentang aku yang selalu kamu sebut dalam doa mu. Dan aku yang tak pernah kau coba temui. Apa yang ada di otakmu? Jika kau punya itu, ada aku disitu!

Hai, sadar! Aku tidak membutuhkanmu. Tapi aku ada untukmu! Aku bukanlah opsi. Aku bukanlah fantasi. Aku adalah buah dari aksi! Mana? Mana pohon yang kau tanam untuk memanenku? MANA?!!!

Kita diciptakan oleh Tuhan untuk saling bertemu. Di titik temu itu, kelak kita berjumpa. Bagaimana rupaku? Semua tergantung kamu! Aku bisa menjadi seorang bidadari jelita yang membutakan mata. Tapi aku juga bisa menjelma sebagai wujud duniawi dari siksa neraka yang ada dalam kitab sucimu. Ha? Kamu bahkan tak pernah membuka itu?

Hai! Aku semakin mendekatimu! Titik temu itu! Kita akan bertemu! Ingat, kamu mendoakanku sudah sejak lama. Dan mana usahamu mengabulkan doamu?! Ha?! MANA?!

Ingat hai bocah bodoh! Hari ini adalah jawaban dari doamu. Hari ini adalah hari esok yang kamu nantikan itu! Sudah bertemu aku? Sudah merasakanku? SUDAH?!!

Kamu boleh tertawa dan menghabiskan hari-hari penuh kebahagiaanmu saat ini sepuasmu. Tapi ingat, aku semakin mendekat! Aku akan menjemputmu! Kita akan bertemu!

Hai! Kita akan bertemu! Kita akan bertemu! Kita akan bertemu!
Sebentar lagi kau akan melihat wujudku! Wujudku yang merupakan perwujudan semua doa dan aksimu! Siapkah kamu?!

Kita sama-sama diciptakan Tuhan kawan, percayalah. Bedanya aku bisa memandangimu kapanpun, menertawakanmu, dan meragukanmu. Tapi kamu? Kamu harusnya tetap optimis! Ha?! Kamu tahu arti kata itu?! Berusaha! Lihat ke belakang! Sudah berapa langkah kamu berjalan?! Sudah berapa kali udara keluar masuk hidungmu?! Tak sadarkah kamu?! Ha?! Sudah berapa kali kamu berusaha?!

Stop! Jangan pernah kamu beharap bertemu aku yang cantik dan sangat indah jika kamu terus seperti itu! Aku akan menyiksamu! Aku akan datang dengan godam di tangan kanan ku dan besi panas yang siap ku lelehkan di setiap inchi tubuhmu jika kamu terus seperti itu!

Tenang, sayang. Aku bisa saja mewujudkan diriku menjadi seorang wanita cantik yang siap memuaskanmu sepanjang waktu. Aku bisa menjadi air yang tak akan pernah berhenti mengaliri dahagamu. Aku bisa menjadi hembusan oksigen yang dengan tentram keluar masuk paru-parumu. Aku bisa menjadi apa yang kamu mau. Ya. Yang kamu mau. APA SAJA YANG KAMU MAU.

Hai! Apa itu yang terlintas di otakmu?! Ragu?! RAGU?! CUIH! Aku benci kata itu! Jika kamu terus memelihara kata itu, aku akan mengahcurkan seluruh hidupmu dengan siksaku!

Nah. Itu yang aku mau. Senyummu. Tatatapanmu. Tatapan penuh kemenangan. Penuh kesiapan. Ya. Betul. Seperti itu. Terus. Lalu mantapkan hatimu. Hancurkan ragumu. Bakar optimismu.

Jemput aku sayang, dengan peluhmu. Maka akan kuantar kau dengan kendaraan ternyamanku.
 Hai! Percayalah! Sebelum kita bertemu!

Dari: Masa Depan.

Di: Dekatmu.

0 komentar: